Rabu, 16 November 2011

Cerita Cinta Alisha bagian. 5

MISTERIUS? siapa ya?
   Pertarungan antara pria misterius dengan sekelompok geng motor itu akhirnya selesai. Ia kembali ke motornya, sebelum pergi ia bertanya pada kami.
     “kalian gakpapa kan?”tanyanya padaku dan Raya, kami hanya menjawabnya dengan anggukkan, lalu ia pergi dengan hanya mengucap salam. Bingung, hanya rasa itu yang berkecamuk dalam hatiku dan mungkin juga hati Raya, kami masih memikirkan pria misterius penyelamat kami tadi. Siapa ya dia? pertanyaan itu terus terbayang-bayang hingga kami sampai di sekolah. Sebelum pelajaran dimulai, Raya berbisik padaku
     “cowok tadi cool banget ya! Jadi penasaran deh hehehe”bisiknya padaku.      
     “Naksir lo sama dia?”tanyaku pada Raya dengan berbisik juga. Raya hanya menjawab dengan anggukan, karena Bu Sisil guru mata pelajaran fisika kami yang paling killer sudah masuk kelas. Kelaspun dimulai, namun karena aku merasa perbincangan kami belum selesai, aku merobek secarik kertas dan menulis

Ohh kalau gitu gue bakal bantu lo buat cari tahu siapa dia? dan gue bakal bantu lo buat jadian sama dia! gimana? Mau?
   Aku memberikan kertas berisikan tulisan tersebut pada Raya diam-diam agar tidak diketahui Bu Sisil dan benar saja Bu Sisil tidak tahu. Kulihat Raya segera menjawab

Mau.. mau banget Lisha!!!!! Tapiii gimana caranya? Terus lo mau minta balesan apa?
   Ia mengembalikan kertas itu kepadaku dan aku membaca pesannya, tak lama setelah itu aku membalasnya lagi

Gimanapun caranya gue bakal bantuin sahabat gue yang tersayang ini buat jadian sama pangeran helm putihnya, hmmm gimana kalau lo bantu gue ngerjain semua tugas-tugas bahasa inggris gue selama sebulan ini? Lo kan tau sendiri gue lemot banget kalau bahasa inggris, sedangkan lo jago banget! Gimana? Mau?
   dari kejauhan tanpa kusadari Bu Sisil tengah memperhatikan kami, saat aku sadar akan hal itu, segera kucari alasan yang semasuk akal mungkin agar kami tidak dihukum untuk tidak mengikuti jam pelajarannya, karena biar bagaimanapun pelajaran ini sangat penting.
     “ehh, sayaa mauu pinjem penggaris bu sama Raya, saya lupa bawa”ucapku sedikit terbata-bata pada Bu Sisil yang sedang memandangiku dan Raya, ia hampir saja menghampiri kami. Untung saja dia percaya dan melanjutkan pelajarannya.
Pelajaran selesai, bel pulang pun sudah berbunyi, aku bersiap menuju mushola seperti biasanya. Sayang, Dian dan Raya lagi-lagi tidak bisa ikut bersamaku. Disana, Pras sudah menungguku, wajahnya terlihat cerah saat melihatku. Melihat reaksinya yang seperti itu, aku semakin yakin dengan dugaanku bahwa ia menghawatirkanku, terlebih lagi setelah ia menanyakan kabarku.
Hari ini Pras hanya membantuku menghafalkan surah Al-Bayyinnah saja, setelah itu kami pulang. Sebelum kami berpisah di tempat parker, ada SMS masuk di HP-ku, dari Divo.
‘huh, ini orang hobi banget sih gangguin hidup gue’pikirku dalam hati sebelum membaca SMS-nya, lalu kupaksakan diriku membaca SMS itu, Pras hanya berdiri disampingku menunggu.

Lik, gue jemput ya! Udah deket nih
Aku kaget bukan main, Pras melihat ekspresiku yang sedang kaget itu dan bertanya
“lo kenapa Sha?”tanyanya. tak perlu waktu lama, aku kembali mendapat kendali atas diriku.
“gakpapa, eh Pras, gue boleh numpang mobil lo gak?”
“boleh aja, tapi, rumah kita kan gak searah?!”ucapnya terheran
“hmm guee mau ke toko buku yang arah rumah lo dulu, nanti baru gue balik, itung-itung hemat ongkos, gimana? Boleh?”ucapku mencari alasan.
“ohh gitu, boleh aja, kalau gitu sekalian gue nemenin lo aja, gue juga mau cari buku kok. Pulangnya lo mampir rumah gue aja dulu, abis maghib-an gue anterin lo pulang pake motor, gimana mau?”tanyanya padaku.
“gue sih mau-mau aja, tapi, apa gak ngerepotin lo?”tanyaku memastikan.
“gak ngerepotin kok, yuk!”ucapnya menyakinkanku sambil menebar senyumnya. Ia membukakan pintu mobilnya untukku dan aku masuk ke dalamnya.
Hatiku tenang, karena kembali terbebas dari Divo yang semakin sering mendekatiku. Masa laluku bersama Divo terlalu pahit untukku, sehingga sangat sulit bagiku untuk menerimanya kembali.
Didalam mobil, kami berbincang panjang lebar, masih berhubungan dengan islam tentunya. Setelah melihat dan membeli buku seadanya karena memang sebenarnya aku tidak berniat membeli buku, Pras membawaku untuk mampir ke rumahnya.
‘wah senangnya bisa diundang ke rumah Pras’pikirku dalam hati
Rasa senang yang kurasakan sebelumnya sirna seketika, ketika aku melihat motor sport merah dengan helm putih yang menggantung di spionnya, terparkir di halaman rumah Pras.
‘loh, itu bukannya motor pangeran helm putih yang tadi pagi? Apa orang itu Pras? Tapi masa iya? Terus Raya gimana? Masa gue harus jodohin Raya sama Pras? Pras kan gebetan gue?’pikiranku berkecamuk, aku bingung, entah apa yang harus kulakukan sekarang, bagaimana ini? Apa benar orang itu Pras?

**********
bersambung lagi yaa, thank's buat yg udah baca. maaf kalau jelek, masih pemula soalnya :) part 6 segera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar