Minggu, 06 November 2011

Cerita Cinta Alisha bagian. 2


ini dia kisah lanjutan cerita cinta Pras dan Lisha, selamat menikmati!

Matarahi pagi mulai menampakkan wajahnya. Bulan pun sudah tak terlihat lagi batang hidungnya. Ayam mulai berkokok, burung-burung mulai terbang kesana kemari sambil bersenandung ria. Kokokan ayam dan kicauan burung tersebut serasa symphoni indah yang menemaniku mengawali hariku. Hari ini terasa sangat bereda dan terasa sangat istimewa. Karena hari ini adalah hari pertamaku belajar tentang Islam. Terlebih yang mengajarku adalah lelaki yang kusukai sejak lama, Pras.
Aku melangkahkan kakiku dengan semangat ‘45 menuju mang Asep yang telah menungguku beberapa menit yang lalu di depan rumahku. Mang Asep adalah tukang ojek langgananku, ia selalu mengantarku dengan motor tua buatan Jepang yang sangat dibanggakannya.
Di depan gerbang sekolah, Dian dan Raya sudah menungguku, aku turun dari motor tua itu dan menghampiri mereka. Sebelum kami sempat melangkahkan kaki menuju kelas. Aku menyempatkan mengikat tali sepatuku yang sedari tadi kubiarkan menggantung, karena lupa mengikatnya di rumah. Mungkin karena terlalu semangat, sampai-sampai aku lupa untuk mengikat tali sepatuku sebelum berangkat sekolah.
Selesai mengikat tali sepatu, aku berdiri dan berjalan menyusul Dian dan Raya yang sudah lebih dahulu berjalan menuju kelas. Tapi belum jauh kakiku melangkah, ada seseorang yang memanggilku.
Sha! Alisha!”aku menoleh dan ternyata suara itu berasal dari lelaki yang akan menjadi pembimbingku dalam mengenal Tuhan. Pras! Iya itu dia, dia menghampiriku dan kini berjalan sejajar denganku.
Sha, nanti gue tunggu di mushola pulang sekolah ya!”bibirnya sedikit menyungging senyum padaku.
“OK!”jawabku. lalu ia mempercepat langkahnya menuju kelas 12 IPA II, sedangkan aku berjalan perlahan menuju kelasku.
Entah mengapa? Rasanya hari ini berjalan sangat lambat! Mungkin karena aku selalu memandangi detik demi detik yang kulewati sebelum aku belajar dengan Pras. Bel panjang berbunyi, ini menandakan bahwa saatnya untuk murid-murid kembali ke rumahnya masing-masing. Aku segera pergi meninggalkan Dian dan Raya seraya berkata.
“Kalian pulang duluan aja! Gue pulang dijemput mang Asep!”
Aku mempercepat langkahku menuju musola, tetapi aku tak melihatnya disana. 30 menit pun berlalu dan selama itu aku hanya duduk termenung di teras mushola. Aku sudah putus asa dan kecewa, bahkan sangat kecewa. Bagaimana bisa seorang Pras mengingkari janjinya? Bukankah islam mengajarkan untuk menepati janji? Hatiku mulai menggerutu dan aku hampir meninggalkan mushola itu. Tapi dia akhirnya datang, terengah-engah dan terlihat sangat lelah seperti orang yang telah berlari marathon puluhan kilometer. Tapi aku tetap menggerutu tanpa memperdulikan keadaannya sedikitpun.
“Heh! Lo darimana aja? Gue udah nunggu lo 30 menit disini! Kenapa lo ngingkarin janji yang lo buat sendiri?” aku melemparkan pertanyaan dengan nada tinggi tanpa henti. Lalu ia memintaku untuk tenang dan mendengar penjelasannya terlebih dahulu.
“Tadi, gue dipanggil KepSek disuruh ngurusin acara buka bersama buat bulan puasa nanti. Gue gak enak nolaknya. Makanya tadi kesini gue lari, gue takut lo jadi gak percaya sama gue lagi dan gue takut lo juga jadi gak percaya sama islam”dengan nafas yang masih belum teratur ia memberikan penjelasannya.
“ohh gitu, sorry yah gue jadi nuduh lo yang enggak-enggak” jawabku menunduk karena malu.
“OK! Gak masalah! Sekarang udah jam empat, gue harus pulang jam setengah lima ada pengajian rutin dirumah. Hari ini gue ajarin lo wudhu dulu aja ya?!”jelasnya. Aku mengangguk pelan tanda setuju, lalu kami berjalan menuju tempat wudhu.
Pertama, ia menyontohkan cara berwudhu kepadaku. Lalu setelahnya, aku mempraktekan cara wudhu yang tadi dicontohkannya. Ia membenarkan cara berwudhuku hingga aku benar-benar mengerti. Sebelum pulang, ia memberikanku tiga buah buku, buku pertama adalah langkah-langkah berwudhu, buku kedua adalah buku panduan sholat, buku ketiga adalah buku doa sehari-hari. Ia bilang, aku harus membaca ketiga buku itu dulu. Besok, ia akan membantuku mempraktekkannya. Selain belajar wudhu, hari ini ia juga memberitahuku sedikit tentang islam dan iman, ia juga mengingatkanku untuk selalu mengucapkan salam setiap bertemu sesama muslim.
Itu yang ia ajarkan untukku hari ini, pelajaran pertama tentang islam yang aku terima darinya. Semua ini menjadi semakin menarik, kira-kira pelajaran apa ya yang akan kuterima selajutnya?
**********
bersambung lagi ya...
jangan lupa kasih kamentar ya thank's for reading
baca part selanjutnya ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar