Minggu, 06 November 2011

Cerita Cinta Alisha bagian. 1


Bel panjang telah berbunyi. Itu menandakan bahwa murid-murid harus kembali ke rumah mereka masing-masing. Entah mengapa? Setelah mendengar bunyi bel, aku segera keluar kelas dan berjalan cepat menuju mushola yang letaknya tak jauh dari kelasku. Mungkin, karena sejak pagi tadi aku tak melihatnya, aku tak melihat sedikit pun batang hidung lelaki yang kusukai hari ini. Mataku terus berlari dari sudut ke sudut mushola, tapi aku tidak juga mendapatinya. Tiba-tiba terdengar sapaan dari suara orang yang sangat aku hafal dari arah belakangku. Dan tenyata...
         
          “permisi... ada yang bisa saya bantu?”ucapnya dengan ramah. Betapa kagetnya aku, ternyata dia adalah Prasetya. Tapi aku mencoba untuk segera mengendalikan diriku yang mulai salah tingkah dibuatnya.
          
          “ahh gak ada apa-apa kok, gue permisi dulu ya...”aku segera memalingkan wajahku darinya dan pergi meninggalkannya sendirian.
           
          Prasetya atau yang biasa dipanggil Pras, adalah anak kelas 12 IPA II yang telah membuatku dan beberapa warga sekolah lain jatuh hati. Beberapa orang tertarik dengannya karena ketampanan wajahnya, beberapa yang lain tertarik karena kecerdasannya, sedangkan yang lainnya tertarik karena kekayaannya, dan sisanya tertarik karena keshalehannya, contohnya aku. Aku mulai tertarik padanya saat bulan ramadhan dua tahun lalu.

Aku mendengar suara orang sedang mengaji dari arah mushola, lalu aku menghampiri suara itu. Aku hanya memandanginya dari kejauhan sambil mendengarkan ia melantunkan ayat-ayat-Nya. Rasanya sangat damai mendengarnya mengaji. Aku memang tidak pernah bisa mengaji, bahkan sholat pun jarang sekali. Orang tua ku tak pernah mengajariku tentang agama, mereka hanya memberi tahuku bahwa aku beragama islam. Aku bisa sedikit tentang islam, karena belajar dari guru dan sahabat-sahabatku. Jadi, apa mungkin orang sepertiku bisa bersama dengan orang seperti dirinya? Wallahualam.

Malam ini terasa sangat indah. Walaupun bulan dan bintang tertutup awan, semua tetap tampak indah dimataku. Karena saat ini aku sedang sangat bahagia. Kini otakku terus mengulang-ngulang kejadian tadi, walaupun sedikit memalukan, tapi tadi adalah percakapan pertama kami. Ingin rasanya kejadian tadi dapat terulang esok hari. Dan ingin rasanya hari ini tak hanya sampai disini. Tapi jelas itu tak mungkin, waktu akan terus berjalan, bumi akan terus berputar dan hari ini pun berakhir dengan bunga-bunga yang kini selalu menghiasi angan ku.

Keesokan harinya...

Kembali aku terduduk di kursi yang tak jauh dari mushola, yang berbeda adalah tak ada Dian dan Raya disini. Dian, sedang berlatih untuk konsernya minggu depan. Sedangkan Raya sedang istirahat dirumah, karena gejala tifus yang dideritanya. Mataku tak henti memandangi mereka yang sedang bersimpuh dan membaca ayat-ayat-Nya. Dan tak jarang mataku terhenti pada wajah seorang lelaki yang aku sukai, Pras.

5 menit sebelum bel masuk berbunyi, kulihat Pras memandangiku dari kejauhan dan segera berjalan menghampiriku. Ada apa denganku? Mengapa ia menghampiriku? Apa ada yang salah denganku? Atau masalah kemarin? Entahlah... tak lama, ia pun kini berada dihadapanku dan segera duduk di sampingku, tapi disana ada jarak yang cukup jauh antara aku dengannya. Setelah duduk dan menghela nafas perlahan ia mulai berbicara.

“ehh, ini punya lo kan?” ucapnya sambil memberikan selembar sapu tangan berwarna biru muda polos milikku. Dengan segera aku mengambil sapu tangan itu dari tangannya, tapi sebelum aku bertanya darimana asal sapu tangan ini, ia menjawabnya.

“kemarin, terjatuh waktu lo lari.” Mulutku membulat sebentar, lalu ia kembali bersuara. “gue, sering liat lo sama dua temen lo duduk disini, tapi kenapa gak masuk kedalem? Kenapa gak ikutan sholat dan mengaji sama anak-anak yang lain?lo islam kan?”kembali aku dibuat salah tingkah olehnya, dengan segera aku pun mengandalikan diriku dan menjawab pertanyaannya sesantai mungkin.

“iya gue orang islam, itu sih yang ditulis di akte kelahiran gue. Tapi gue gak bisa baca al-quran dan gak bisa sholat, keluarga gue gak pernah ngajarin gue soal agama, mereka lebih mentingin dunia. Bisa sih sholat, tapi cuma sesekali aja sholatnya, udah lupa sama yang diajarin guru-guru dan temen-temen gue, jadi takut salah dan sampai sekarang udah gak pernah sholat lagi sejak lulus SD”lalu ia menggeleng dan terdiam sejenak, dan kembali mengeluarkan suara sambil berdiri hendak pergi.

“ehm gimana kalau gue bantu lo kenal sama islam, agama lo! Belajar sholat dan mengaji, mau gak?”ucapnya dengan mantap sambil menatap mataku lekat. Aku hanya mengiyakan dengan anggukan pelan. Dan ia melanjutkan kembali kalimatnya.

“OK kalau gitu kita mulai besok, pulang sekolah, di mushola ini, setiap hari sekolah ya”ucapnya dengan mulut yang sedikit menyungging senyum dan perlahan ia beranjak menjauh dari tempatku. Belum 5 langkah ia melangkahkan kaki dari tempatku, ia berbalik an kembali bersuara.

“ohh iya, nama lo siapa?”

Putri Alisha panggil aja Lisha!”ucapku sambil tersenyum kearahnya.

“ohh, gue Khairil Prasetya panggil aja Pras!”ucapnya memperkenalkan diri. Ia memang tak pernah mengenalku, tetapi aku sangat mengenalnya. Karena rasaku padanya, yang timbul karena kecintaannya pada Tuhan-Nya. Semoga aku pun akan mencintai Tuhan seperti dia mencintai Tuhannya.

Ini adalah hari yang takkan pernah aku lupakan, hari perkenalanku dengannya. Dan kisah cintaku dengannya pun baru dimulai.

********
bersambung dulu ya ceritanya, ditunggu loh komentarnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar